Selasa, 19 September 2017

Konflik, Stress, Copping, dan Penyesuaian Stress

Konflik, Stress, Copping, dan Penyesuaian Stress

Definisi Coping :
Strategi coping merupakan suatu upaya indivdu untuk menanggulangi situasi stres yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kogntif maupun prilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.
Coping yang efektif umtuk dilaksanakan  adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).
·        Jenis-jenis coping(koping stress)
 a. Koping psikologis
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung pada dua factor yaitu:
Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya.
Keefektifan strategi koping yang digunakan oleh individu; artinya dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
b. Koping psiko-sosial
Yang biasa dilakukan individu dalam koping psiko-sosial adalah, menyerang, menarik diri dan kompromi.
1. Perilaku menyerang
Individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahan integritas pribadinya. Prilaku yang ditampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif. Destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang) terhadap sasaran atau objek dapat berupa benda, barang atau orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sikap bermusuhan yang ditampilkan adalah berupa rasa benci, dendam dan marah yang memanjang. Sedangkan tindakan konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara asertif. Yaitu mengungkapkan dengan kata-kata terhadap rasa ketidak senangannya.
2. Perilaku menarik diri
Menarik diri adalah prilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya ; individu melarikan diri dari sumber stress, menjauhi sumber beracun, polusi, dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologis individu menampilkan diri seperti apatis, pendam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu.
3.  Kompromi
Kompromi adalah merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang sihadapi, secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.
Kaitan antara koping dengan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism), ada ahli yang melihat defense mechanism sebagai salah satu jenis koping (Lazarus, 1976). Ahli lain melihat antara koping dan mekanisme pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda. (Harber dan Runyon, 1984).
Ø  Lazarus membagi koping menjadi dua jenis yaitu:
1.    Tindakan langsung (direct Action)
Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan ole individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan hubunngan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami.
Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung :
a.      Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (bereaksi) untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut. Misalnya, dalam rangka menghadapi ujian, Tono lalu mempersiapkan diri dengan mulai belajar sedikit demi sedikit tiap-tiap mata kuliah yang diambilnya, sebulan sebelum ujian dimulai. Ini dia lakukan supaya prestasinya baik disbanding dengan semester sebelumnya, karena dia hanya mempersiapkan diri menjelang ujian saja. Contoh dari koping jenis ini lainnya adalah imunisasi. Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua supaya anak mereka menjadi lebih kebal terhadap kemungkinan mengalami penyakit tertentu.
b.      Agresi
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa atau menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut. Misalnya, tindakan penggusuran yang dilakuakan oleh pemerintah Jakarta terhadap penduduk yang berada dipemukiman kumuh. Tindakan tersebut bias dilakukan karena pemerintah memilki kekuasaan yang lebih besar disbanding dengan penduduk setempat yang digusur.
Agresi juga sering dikatakan sebagai meledak-meledak. Kadang-kadang disertai prilaku kegilaan, tindak sadis, dan usaha membunuh orang.
Agresi ialah seseperti reaksi terhadap frustasi, berupa seranngan, tingkah laku bermusuhan terhadap orang atau benda.
Kemarahan-kemarahan semacam ini pasti menggangu frustasi intelegensi, sehingga harga diri orang yang bersangkutan jadi merosot disebabkan kemarahan yang meluap-luap, dan orang yang melalakukan serangan secara kasar, dengan jalan yang tidak wajar. Karena orang selalu gagal dalam usahanya, reaksinya sangat primitive, berupa kemarahan dan luapan emosi kemarahan dan luapan emosi kemarahan yang
oleh tingkah lakunya yang agresif berlebih-lebihan tadi. Seperti tingkah laku yang suka mentolerir orang lain, berlaku sewenang-wenang dan sadis terhadap pihak-pihak yang lemah, dan lain-lain.
c.       Penghindaran (Avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau melarikan diri dari situasi yang mengancam. Misalnya, penduduk yang melarikan diri dari rumah-rumah mereka karena takut akan menjadi korban pada daerah-daerah konflik seperti aceh.
d.      Apati
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut. Misalnya, pada kerusuhan Mei. Orang-orang Cina yang menjadi korban umumnya tutup mulut, tidak melawan dan berlaku pasrah terhadap kejadian biadab yang menimpa mereka. Pola apati terjadi bila tindakan baik tindakan mempersiapkan diri menghadapi luka, agresi maupun advoidance sudah tidak memungkinkan lagi dan situasinya terjadi berulang-ulang. Dalam kasus diatas, orang-orang cina sering kali dan berulangkali menjadi korban ketika terjadi kerusuhan sehingga menimbilkan reaksi apati dikalangan mereka.
2.    Peredaan atau peringatan (palliation)
Jenis koping ini mengacu pada mengurangi, menghilangkan dan menoleransi tekanan-tekanan ketubuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi dan tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa diartikan bahwa bila individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah relatif tidak berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah persepsi atau reaksi emosinya.
Ada 2 jenis koping peredaan atau palliation:
a.      Diarahkan pada gejala (Symptom Directid Modes)
Macam koping ini digunakan bila gangguan muncul dari diri individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman tersebut. Penggunaan obat-obatan terlarang, narkotika, merokok, alcohol merupakan bentuk koping dengan cara diarahkan pada gejala. Namun tidak selamanya cara ini bersifat negative. Melakukan relaksasi, meditasi atau berdoa untuk mengatasi ketegangan juga tergolong kedalam symptom directed modes tetapt bersifat positif.
b.      Cara intra psikis
Koping jenis peredaan dengan cara intrapsikis adalah cara-cara yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah Defense Mechanism (mekanisme pertahanan diri).
Disebut sebagai defence mechanism atau mekanisme pembelaan diri, karena individu yang bersangkutan selalu mencoba mengelak dan membela diri dari kelemahan atau kekerdilan sendiri dan mencoba mempertahankan harga dirinya: yaitu dengan jalan mengemukakan bermacam-macam dalih atau alasan
Analisis Teori yang berkaitan dengan fenomena disekitar lingkungan
Koping adalah sebuah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010).
KOPING STRESS TERHADAP ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK KECANDUAN NARKOBA
Siti, berusia 50 tahun sudah menikah dan mempunyai 5 orang anak 3 perempuan 1 laki laki dan mempunyai 4 orang cucu. Siti adalah anak ke 5 dari 6 bersaudara yang sangat kental dengan adat jawa, sebetulnya lebih dari 6 akan tetapi beberapa diantaranya meninggal dunia sedangkan anak tertua adalah Laki-Laki, Siti memang berasal dari keluarga mapan didaerah Pamulang namun demikian mereka tidak selalu menunjukkan kemewahan dari hidup mereka.
Siti dan Hisyam bertemu di daerah Jombang, pada suatu acara. Saat itu Siti menjadi mahasiswi FK semester 4 rupanya dari pertemuan tersebut hubungan berlnjut hingga akhirnya mereka menikah dikaruniai 3 orang anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Mereka dirawat dan di didik 24 jam oleh Siti, sedangkan Hisyam sibuk menjadi TNI hingga suatu saat anak laki-lakinya terjerumus kedalam dunia narkotika.
Ketika memasuki SMA, Dony sudah mengenal dan mengkonsumsi ganja yang didapat dari teman bermainnya. Ketika itu Siti dan Hisyam tidak mengetahui bahwa anaknya terjerumus dalam dunia narkotika, ketika Hisyam mengamati tingkah laku Dony disitulah gerak-gerik aneh mulai muncul yaitu sering keluar rumah hingga larut malam. Siti menemukan beberapa bungkus ganja dirumah mereka, di dalam hal ini Siti dan Hisyam membawa Dony ke sebuah pesantren di Jawa Timur untuk dilakukan terapi. Akan tetapi usaha itu tidak berhasil, melainkan Dony mengalami gangguan kejiwaan karena sering berhalusinasi.

Setelah itu, Dony dibawa ke sebuah Yayasan yang ada dokter Psikiater, Dony dirawat disana selama 3 bulan. Dibulan pertama Dony menunjukan perilaku menarik diri dari lingkungan dan pergaulan yayasan. Selama perawatan Dony menjalani terapi terpadu ; psikososial, pelatihan kerja, religious ( belajar sholat, dzikir dan berdoa ). 

[INDEX] DAFTAR TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN BK TA 2017/2018

1. KENAPA SEKOLAH ITU PENTING PADAHAL BANYAK YANG SUKSES DENGAN TIDAK SEKOLAH
2. konflik stress copping dan penyesuaian
3. sejarah tari lenggang cisadane
4. stress gangguan psikologis dan hubungannya dengan kondisi fisik
5. ” Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Teman Sebaya Dan Konsep Diri Dengan Penyesuaian Diri Di Sekolah Pada Siswa Kelas Unggulan “
6. PERSEPSI
7. kognisi sosial
8. manfaat-bunga-melati
9. Rekonstruksi IPTEK berbasis moral dan agama
10. ATRIBUSI SOSIAL
11. guru sebagai contoh bersikap
12. menghargai-orang-yang-lebih-tua
13. apabisa-disebut-toleransi-jika-saling MENGEJEK?
14. Mengapa Harus Sekolah Sampai Tinggi Jika Tidak Jadi Apa-Apa
15.permasalahan-remaja-dan-implikasi dalam BK 
16.prinsip-prinsip-pendidikan
17.Membimbing Anak Dalam Mengolah Informasi di Era Globalisasi
18. klasifikasi hasil belajar
19. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu
20.sikap
21. frustasi
22. RESENSI BUKU TUHAN MAHA ASYIK (MENGENAL TUHAN LEBIH DEKAT)
23. RESENSI BUKU IHWAL MENULIS (MENULIS MAMPU MENGUBAH DUNIA)
24. RESENSI BUKU KAMBING DAN HUJAN (KISAH CINTA YANG MENGGUGAH JIWA)
25. “ANALISIS FILM THE NEW RULES OF THE WORLD” (PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN )
26. variabel-kognitif
27. TEORI MODERNITAS KONTEMPORER
28. Teori Sosiologi Klasik Georg Simmel Georg Simmel : Masyarakat sebagai Interaksi
29. #teori konflik
30. Teknik Membuat Resensi Buku
31. Prinsip-prinsip Belajar
32. Perkembangan Etnografi Abad ke - 19
33. Pandangan Perenialisme tentang Pendidikan
34. Perenialisme dalam Pengertian dan Sejarah
35. PENGARUH PERKEMBANGAN DAN LINGKUNGAN PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR
36. KOTA DAN URBANISASI
37. KENAKALAN REMAJA SEBAGAI PRILAKU PENYIMPANGAN SOSIAL
38. MOTIF
39. konflik
40. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan
41. KEKERABATAN
42. Tugas Kehidupan
43. Hakikat Manusia
44. Perkembangan Layanan Bimbingan di Amerika
45. Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling
46. Ragam Bimbingan Menurut Masalah
47. KEDUDUKAN BIMBINGAN DALAM PENDIDIKAN
48. MENELITI PERANAN WANITA PEDESAAN DI JAWA BARAT APAKAH FAEDAHNYA?
49. Interaksi Suku Baduy
50. RESUME STRUKTUR FUNDAMENTAL PEDADOGIK ( dr. dharma kesuma, M.Pd & Teguh Ibrahim, S.Pd)
51. RESUME FILSAFAT PENDIDIKAN ( Prof. Dr. Cecep Sumarna)

Jumat, 08 September 2017

Kenapa sekolah penting? padahal banyak yang sukses dengan tidak sekolah

Akhir-akhir ini entah kenapa saya sering memikirkan tentang dunia pendidikan. Iyaa mungkin juga karna saat ini saya baru merasakan seperti apa rasanya ketika berada di dalam sebuah pola pendidikan di perguruan tinggi. Dan saya memutuskan untuk merenungkan dengan membandingkan pengalaman-pengalaman yang pernah saya peroleh selama saya berada di dunia pendidikan sekolahan waktu itu mulai dari saya SDSMP hingga ke tingkat SMK/SMA. Pada akhirnya saya menemukan sebuah fakta atau kenyataan yang ketika kita masih berada di sekolah tersebut mungkin kita tidak pernah tahu dan belum terlalu memikirkannya.
Karna apa?? Karna menurut saya kita dari dulu hanya terlalu seringnya dihadapkan dengan pandangan-pandangan orangtua bahwa sekolah itu penting. Bagi yang tidak sekolah tidak akan dianggap oleh masyarakat dan ancamannya akan sulit mendapatkan pekerjaan. Bahasa sederhananya secara tidak langsung pikiran anak-anak pada masa sekolahan sudah dikunci dengan pernyataan “Orang yang tidak tamat sekolah tidak akan bisa SUKSES”. Pasti sahabat pernah mendengar orangtua bilang kayak gini ke anak-anaknya:
  • Udah belajar aja bagus-bagus,
  • Sekolah dulu yang bener,
  • Kalau bisa dapat nilai bagus dan lulus pasti bisa berhasil,
  • Mau jadi apa kamu kalau gak sekolah??
  • Orang tua capek nyekolahin kamu tahu,
  • Kalau punya ijazah pasti udah gampang nyari kerja,
  • Orang yang gak sekolah itu gak berpendidikan,
  • dll
Dan bandingkan dengan faktanya ketika sang Anak sudah tamat dari sekolah:
  • Yesss, akhirnya saya bebas!!
  • Gak terasa yaa tamat juga akhirnya,
  • Ahirnya saya gak perlu capek lagi ngerjain tugas,
  • Abis ini saya mau ngapain iyaa??
  • Udah berminggu-minggu susah banget nih nyari kerja,
  • Saya gak tahu mau kemana setelah ini,
  • Iyaa gak papalah gaji kecil yang penting dapet kerja,
  • Bro, gimana kabarnya sekarang?? Ada kerjaan??
  • Saya mau nyoba kuliah dulu deh!!
  • Mau kuliah tapi jurusan apa yaa??
  • KENAPA HARUS SEKOLAH ? 

    Ini perlu kita pikirkan bukan berarti saya menyuruh sahabat untuk berhenti sekolah atau mengatakan sekolah itu gak penting. Tapi saya mengajak sahabat berpikir sejenak apa yang menjadi alasan kita bersekolah tinggi-tinggi?? Apa yang ingin kita dapat dari sekolah?? Seharusnya kan kita itu mencari ILMU, bukan untuk mencari kerjaan atau gelar. Sekali lagi saya katakan yang utama adalah ILMU!! Tapi sayangnya anak zaman sekarang banyak yang melupakan hal ini. Menuntut ilmu setinggi langit ibaratkan hanya sebatas slogan dalam dunia pendidikan sekolahan. Buktinya, coba saya tanya ilmu apa saja yang bisa sahabat aplikasikan dan manfaatkan untuk kehidupan sahabat hingga saat ini, adakah?? Jarang sekali ada, pasti banyaknya kita udah melupakan. Udah tamat sekolah yaudah tinggalin aja tuh semua pelajaran dan buku-buku sekolah. Yang penting saya bisa kerja.
    Padahal, kalau kita udah berilmu kerjaan itu pasti akan ada dimana aja deh dan ijazah maupun gelar itu pun pasti gak akan ada gunanya lagi. Percayalah!! Albert Einstein pun gak punya gelar tapi berhasil menjadi sejarah sepanjang masa bukan harus jadi sarjana dulu. Karna apa?? Dia punya ilmu yang orang lain tidak bisa pelajari dizamannya. Gak usah saya sebutin satu per satu udah banyak contoh yang lain. Nah, sayangnya banyak siswa yang terlena dengan pola belajar disekolahan.

SOURCE BY http://www.chaidir.web.id/kenapa-harus-sekolah/