Senin, 11 Desember 2017

RESUME STRUKTUR FUNDAMENTAL PEDADOGIK ( dr. dharma kesuma, M.Pd & Teguh Ibrahim, S.Pd)

RESUME STRUKTUR FUNDAMENTAL PEDADOGIK
( dr. dharma kesuma, M.Pd & Teguh Ibrahim, S.Pd)
Aksifiologi Paulo Freire
1.      Etika umum
a)      Manusia sebagai makhluk etik
b)      Nilai-nilai humanisme
c)      Penghargaan terhadap satu subyek
d)     Subjek yang membangkang
e)      Humanistic bersifat instrinsik
f)       Nilai-nilai universal
g)      Universalisme nilai-nilai yang ongoing
h)      Solidaritas sesama manusia
i)        Kesetaraan
j)        Anti-fatalisme
k)      Anti-sektarianisme
l)        Kesabaran dalam keberagaman
m)    Nilai nilai demokratis
2.      Etika pendidik
a)      Saling memberi petunjuk/saling mengarahkan
b)      Sloganisasi
c)      Pembebasan
Tujuan pendidik pendidikan paulo Freire
A.    Humanisasi
1.      Cipta
2.      Rasa

3.      Karsa 

RESUME FILSAFAT PENDIDIKAN ( Prof. Dr. Cecep Sumarna)

RESUME FILSAFAT PENDIDIKAN
( Prof. Dr. Cecep Sumarna)
Masuknya tradisi ilmu ke dunia barat, setelah solat isya Bert bersedih ketika mendengar surat Ar-Rahman dianggungkan, lalu dia teringat akan sikap-sikapnya yang jauh dengan tuhan. Kaisar mengatakan jika Bert tidak akan stay di Bali namun juga di negara-negara lain.
Bert bertanya kenapa mengapa aliran filsafat sama dengan aliran teologi.
Ilmu dan paradigma barat, pemikiran dunia islam dipengaruhi.
Kata Bert sains dan teknologi manusia awal modern, termasuk ilmu sosialnya. Perkembangan ini semakin memperlihatkan hasil yang maksimal terutama setelah Albert Einsten merombak kerangka Newton.

Ide ide Aristoteles dan Plato sebagai tokoh dan figure kunci dalam pemikiran Yunani Kuno. 

Prinsip-Prinsip Pendidikan


  Empat pilar Belajar
a.       Pendidikan seumur hidup didasarkan pada empat pilar belajar yaitu :
1.      Belajar unutk mengetahui (learning to know)
2.      Belajar untuk berbuat (learning to do)
3.      Belajar untuk hidup bersama (learning to life together)
4.      Belajar untuk menjadi dirinya sendiri.
1)      Belajar untuk mengetahui
Artinya belajar bertujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang belum diketahui sebelumnya. Belajar untuk mengetahui dilakukan dengan cara memadukan penguasaan terhadap suatu pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja secara mendalam pada sejumlah kecil mata pelajaran. Hal ini berarti belajar memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan pendidikan yang bersedia dalam hidup.
2)      Belajar untuk berbuat
Setelah mendapatkan pengetahuan selanjutnya mempraktekan hasil dari pengetahuan tersebut. Dan tidak hanya tertuju pada penguasaan suatu keterampilan bekerja, tetapi juga secara lebih luas berkenaan dengan kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan banyak situasi dan bekerja dalam tim.
3)      Belajar untuk hidup bersama
Dilakukan melalui perkembangan suatu pemahaman tentang orang lain dan suatu pemahaman tentang orang lain dan suatu penghargaan terhadap saling ketergantungan dalam semangat menghargai nilai-nilai kejamakan, pemahaman bersama dan perdamaian.
4)      Belajar untuk menjadi dirinya sendiri


Permasalahan Remaja dan Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling.

Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan remaja, sudah jelas kata Conger (1977)  pemahaman dan pemecahan masalahnya harus dulakukan secara interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan adalah salah satu yang paling strategis. Karena bagi para remaja bersekolah dengan para guru, khususnya para gurulah, yang memiliki hubungan erat dengan muridnya, merka juga laling banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul. 

a.      Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotornya,
1)      Sebaiknya dalam program dan kegiatan pendidikan tertentu, harus ada program layanan bimbingan atau pelayanan pemahaman terhadap siswa remaja wanita dan siswa remaja pria (misalnya mempelajari perkembangan fisik, anatomi dan fisiologi) yang diberikan oleh guru yang dapat menyelenggarakan penjelasannya.
2)      Disamping pendidikan formal yang dilakukan dikelas-kelas sesuai jam yang telah ditentukan, sebaiknya diadaka sebuah panel diskusi mengenai pendidikan jenis (sex education), bahaya-bahaya dari prilaku menyimpang.
3)      Role playing, akan sangat tepat digunakan untuk mengurangi eksessosial dari perkembangan fisik dan prilaku psikomotorik, yang sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi dan tidak perlu merupakan keanehan yang harus dilebih-lebihkan.
b.      Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang bertalian dengan perkembangan bahasa dan prilaku kognitif, antara lain:
1)      Kepada guru mata pelajaran seperti guru bahasa asing, matematika, ipa, kesenian, dan olah raga. Tampaknya harus mendalami pemahaman tentang pelayanan bimbingan yang bijaksana sehingga siswa-siswa remaja yang biasanya mengalami kesulitan belajar tidak menjurus kepada situasi-situasi frustasi yang mengakibatkan timbulnya tindakan-tindakan negate baik terhadap bidang studinya atau gurunya.
2)      Penggunaan strategi belajar mengajar yang tepat (individualise atau small group based instruction) untuk membantu siswa yang cepat dan yang lambat misalnya dengan system pengajaran menggunakan modul.
3)      Penjurusan atau pemilihan bidang studi harus memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi secermat mungkin, seperti tes minat dan bakat, tes IQ. Disamping keinginan orang tua murid dan siswanya itu sendiri.
c.       Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang bertalian dengan perkembangan prilaku social, moralitas.
1)      Diusahakan tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang, terciptanya suasana yang aman dan nyaman. Tersedianya fasilitas yang memungkinkan menjadi tempat berkumpulnya anak remaja yang memiliki hobi atau tujuan-tujuan tertentu. Membuat forum-forum diskusi.
2)      Diaktifkannya hubungan sekolah dengan rumah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan system nilai yang dikembangkan system layanan yang diberikan dalam pembinaan.
3)      Pertemuan dan kerjasama antarlembaga yang mempunyai tugas dan kepentingan yang bersangkutan dengan kehidupan remaja.
d.      Untuk memahami dan mengurngi kemungkinan timbunya permasalahan yang bertalian dengan fungsi-fungsi konatif, afektif. Dan kepribadian.
1)      Yang terpenting ialah, para guru dan para orang tua dapat menampilkan kepribadian yang baik dan tleadan yang dapat merupakan objek identifikasi sebagai pribadi idola para remaja.
2)      Pemberian tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan yang tepat.

Dengan mengetahui apa saja kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang terjadi pada masa remaja, bisa membuat para element pendidikan yang ada disekolah lebih bersikap preventif. Dan juga dapat mengatasinya dengan tahap-tahap yang dibahas selanjutnya.

Sumber : abin, S.M. (2012) Psikologi Kependidikan, Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA

Membimbing Anak Dalam Mengolah Informasi di Era Globalisasi

Sudah bukan hal asing mengenai globalisasi dan juga perkembangan IPTEK, perkembangan arus informasi dan lain-lain. Semua itu ada dampak positif dan negatifnya, positifnya kita lebih mengetahuin luasnya dunia hanya dengan satu genggaman saja, yaitu dengan handphone yang ada di tangan kita. Bahkan di tahun 2016 ini tidak hanya orang dewasa atau orang tua saja yang dapat  mengoperasikan handphone atau smartphone. bahkan anak yang berada di masa kanak-kanak pun sudah dapat mengoperasikannya.

    Dapat terjadi hal buruk jika orang tua tidak membimbing anak-anaknya dalam mengolah informasi yang masuk. Misalnya, anak-anak sudah dapat menonton pornografi, menonton hal-hal yang sadis yang sebenarnya tidak layak untuk ditonton oleh anak-anak dan bahkan berujung pada tindak asusila yang sering terjadi di kalangan masyarakat.

    Orangtua berperan penting dalam membimbing anaknya dalam mengolah informasi sangatlah penting, tanpa bimbingan dan arahan dari orang tua, maka akan mengakibatkan terjadinya hal-hal yang disebutkan diatas. Lalu bagaimana cara  orang tua membimbing anaknya tanpa mengganggu proses penyesuaian anak dengan arus globalisasi. Yang pertama ialah, harus membatasi penggunaan ponsel bagi anak-anak, yang kedua ialah, harus mengunci aplikasi-aplikasi yang memungkinkan anak dapat mengakses informasi global. Yang ketiga, selalu luangkan waktu untuk bermain dengan anak, saling berkomunikasi agar kegelisahan anak dapat tersalurkan dan tidak menyalurkannya kepada hal-hal yang buruk.

Klasifikasi Hasil Belajar

KLASIFIKASI HASIL BELAJAR DALAM RANAH KOGNITIF 
a.      Ranah kognitif
                 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana, 2014: 23). Berikut tipe-tipe hasil belajar:
1)      Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemhaman konsep-konsep lainnya.
2)      Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri dari sesuatu yang didengar atau dibacanya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan, sebab untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
3)      Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam abstraksi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan, hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu ada satu unsur lagi yang perlu masuk, yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip atau generalisasi, yakni sesuatu yang umum sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus.
4)      Analisis
Analisis merupakan memilah suatu integrasi menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang jelas hirarkinya atau susunannya sehingga mudah untuk dipahami. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian terpadu. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.
5)      Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. Dalam berpikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya.
6)      Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode,  materil, dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu



a.       Hereditas (Keteturunan)
Keturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu . dalam hal ini keturunan diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak.
b.      Lingkungan
Lingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu sehingga individu terlibat/terpengaruh karenanya. Hubungan antara manusia dengan lingkungan itu bersifat saling mempengaruhi.
1)      Lingkungan keluarga
a)      Keberfungsian keluarga
b)      Pola hubungan orangtua-anak
c)      Kelas sosial dan status ekonomi

2)      Lingkungan sekolah
a)      Pencapaian tugas perkembangan melalui kelompok teman sebaya
b)      Mencapai perkembangan kemandirian pribadi
c)      Pengembangan filsafat hidup
d)     Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

3)      Kelompok Teman Sebaya
a)      Sosial kognisi
Konformitas 

SIKAP



Sikap adalah kondisi mental yang relatif menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, atau negative menyangkut aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecenderungan untuk bertindak.
Komponen sikap :
1.      Unsur Kognisi, terdiri atas keyakinan atau pemahaman individu terhadap objek-objek tertentu.
2.      Unsur Afeksi, menunjukkan perasaan yang menyertai sikap individu, terhadap suatu objek.
3.      Unsur kecenderungan bertindak, meliputi seluruh kesediaan individu untuk bertindak/mereaksi terhadap objek tertentu.
Pembentukan sikap ;
1.      Faktor pengalaman khusus, hal ini artinya suatu objek terbentuk melalui pengalaman khusus
2.      Faktor Komunikasi dengan oranglain,, sikap individu yang terbentuk disebabkan oleh adanya komunikasi dengan oranglain.
3.      Faktor Model, banyak sikap terbentuk karena adanya sesuatu itu dengan model dirinya.

4.      Faktor lembaga-lembaga sosial, suatu lembaga dapat juga menjadi sumber yang mempengaruhi terbentuknya sikap. 

FRUSTASI


            Frustasi dapat diartikan kekecewaan, dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan-keinginan. Pengetian lain dari frustasi adalah “rasa kecewa yang mendalam, karena tujuan yang dikehendaki tak kunjung terlaksana”
Sarwono mengelompokkan menjadi 3 golongan :
1.      Frustasi Lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan oleh rintangan yang terdapat dalam lingkungan. Misalnya, seorang pria yang sudah merencanakan perkawinan.
2.      Frustasi Pribadi, yaitu frustasi yang timbul dari ketidakmampuan orang itu mencapai tujuan. Dengan kata lain, frustasi tersebut timbul karena adanya perbedaan keinginan dengan tingkat kemampuannya.
3.      Frustasi Konflik, yaitu frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang.
Wujud-wujud cara individu dalam mereaksi frustasi ;
1.      Agresi Marah, akibat tujuan yang tidak dapat dicapai individu menjadi marah-marah dirinya maupun terhadap sesuatu diluar dirinya.
2.      Bertindak secara eksplosif, dengan jalan melakukan perbuatan yang eksplosif, baik dengan perbuatan jasmaniah maupun dengan ucapan-ucapan.
3.      Dengan cara introversi, menarik diri dari dunia nyata.
4.      Perasaan tak berdaya, berlawanan dengan agresi marah.
5.      Kemunduran,tingkah laku kekanak-kanakan.
6.      Fiksasi, mengulang kembali sesuatu yang menyenangkan.
7.      Penekanan, menekan pengalaman traumatis, keinginan, kekesalan, atau ketidaksenangan ke alam tidak sadar.
8.      Rasionalisasi, usaha mencari dalih pada orang lain untuk menutupi kesalahan.
9.      Proyeksi, reaksi individu melemparkan sebab kegagalannya kepada oranglain.
10.  Kompensasi, berusaha menutupi kekurangan atau kegagalannya dengan cara-cara lain yang dianggapnya memadai.

11.  Sublimasi, mengalihkan tujuan lain yang mempunyai nilai sosial. 

RESENSI BUKU TUHAN MAHA ASYIK (MENGENAL TUHAN LEBIH DEKAT)

Riwayat Kepengarangan
            Agus Hadi Sudjiwo (lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962; umur 54 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Sujiwo Tejo adalah seorang budayawan Indonesia. Ia pernah mengikuti kuliah di ITB, namun kemudian mundur untuk meneruskan karier di dunia seni yang lebih disenanginya. Sempat menjadi wartawan di harian Kompas selama 8 tahun lalu berubah arah menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik dan dalang wayang. Selain itu ia juga sempat menjadi sutradara dan bermain dalam beberapa film seperti Janji Joni dan Detik Terakhir. Selain itu dia juga tampil dalam drama teatrikal KabaretJo yang berarti "Ketawa Bareng Tejo". Dalam aksinya sebagai dalang, dia suka melanggar berbagai pakem seperti Rahwana dibuatnya jadi baik, Pandawa dibikinnya tidak selalu benar dan sebagainya. Ia seringkali menghindari pola hitam putih dalam pagelarannya.
Kuliah di jurusan Fisika masuk tahun 1980 dan jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, hasrat berkesenian Sujiwo mulai berkembang. Saat itu Sujiwo Tejo menjadi penyiar radio kampus, main teater, dan mendirikan Ludruk ITB bersama budayawan Nirwan Dewanto. Sujiwo Tejo juga menjabat Kepala Bidang Pedalangan pada Persatuan Seni Tari dan Karawitan Jawa di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1981-1983 dan pernah membuat hymne jurusan Teknik Sipil ITB pada Orientasi Studi tahun 1983. Sujiwo Tejo yang mendalang wayang kulit sejak anak-anak, mulai mencipta sendiri lakon-lakon wayang kulit sebagai awal profesinya di dunia wayang dengan judul Semar Mesem (1994). Ia juga menyelesaikan 13 episode wayang kulit Ramayana di Televisi Pendidikan Indonesia tahun 1996, disusul wayang acappella berjudul Shinta Obong dan lakon Bisma Gugur. Pergumulannya dengan komunitas Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI), memberinya peluang untuk mengembangkan dirinya secara total di bidang kesenian. Selain mengajar teater di EKI sejak 1997, Sujiwo Tejo juga memberikan workshop teater di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998. Berlanjut pada tahun 1999, Tejo memprakarsai berdirinya Jaringan Dalang. Tujuannya adalah untuk memberi napas baru bagi tumbuhnya nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat masa kini. Bahkan pada tahun 2004, Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani. Pada tahun 1998, Sujiwo Tejo mulai dikenal masyarakat sebagai penyanyi (selain sebagai dalang) berkat lagu-lagunya dalam album Pada Suatu Ketika. Video klip "Pada Suatu Ketika" meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999, dan video klip lainnya merupakan nominator video klip terbaik untuk Grand Final Video Musik Indonesia tahun 2000. Kemudian diikuti labum berikutnya yaitu Pada Sebuah Ranjang (1999), Syair Dunia Maya (2005), dan Yaiyo (2007).
Selain dalang, Sujiwo Tejo juga aktif dalam menggelar atau turut serta dalam pertunjukan teater. Antara lain, membuat pertunjukan Laki-laki kolaborasi dengan koreografer Rusdy Rukmarata di Gedung Kesenian Jakarta dan Teater Utan Kayu, 1999. Sujiwo Tejo juga menjadi Sang Dalang dalam pementasan EKI Dancer Company yang bertajuk Lovers and Liars di Balai Sarbini, Sabtu dan Minggu, 27-28 Februari 2004. Selain teater, Sujiwo Tejo juga bermain dan menjadi sutradara film. Sujiwo Tejo juga menggarap musik untuk pertunjukan musikal berjudul Battle of Love-when love turns sour, yang digelar 31 Mei sampai 2 Juni 2005 di Gedung Kesenian Jakarta. Hasil pertunjukan karya bersama Rusdy Rukmarata (sutradara & koreografer) dan Sujiwo Tejo (komposer musik) akan digunakan untuk membiayai program pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak putus sekolah yang dikelola oleh Yayasan Titian Penerus Bangsa.Sujiwo Tejo juga menyutradarai drama musikal yang berjudul 'Pangeran Katak dan Puteri Impian' yang digelar di Jakarta Convention Center tanggal 1 dan 2 Juli 2006.
Dr. H. M. Nur Samad Kamba, MA, kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan tanggal 23 September 1958 ini merupakan dosen pengampu Tasawuf pada Jurusan Tasawuf Psikoterapi (TP) Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung sejak 1998-sekarang dan ahli Tasawuf dengan menjadi Ketua Jurusan TP periode 1998-2000. Pria yang akrab di sapa Kamba ini jenjang pendidikan formal yang telah ditempuhnya; S1, S2 dan S3 dari  Universitas al Azhar Cairo dengan mengambil jurusan Aqidah & Filsafat. Selama menjadi tenaga pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung sejak tahun 1998, Ustadz pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan TP periode 1998-2000 dan Sekretaris Pusat Pengembangan Studi Luar Negeri IAIN SGD tahun 1998.  Untuk pengalam mengajar, Ustadz pernah mengampu mata kulaih; Tasawuf/Maqamat-Ahwal pada jurusan TTP Fakultas Ushuluddin UIN SGD Banudng tahun 1998, Tasawuf dan Metodologi Terbuka    pada Pascasarjana IAIN Sumatra Utara    tahun 1998-1999, Agama dan Mistisisme    pada Pascasarjana UIN SGD Bandung tahun 2010, Ilmu Huduri pada jurusan TP Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung tahun 2010, Tasawuf pada jurusan Sosiologi Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung tahun 2010, Tasawuf Kontemporer, Psikologi Tasawuf, Struktur Insan    pada jurusan TP Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung tahun 2011 dan Dialog dan Resolusi Konflik    pada Program studi Religious Studies Pascasarjana UIN SGD Bandung tahun 2011. Untuk menunjang keahliannya, Ustadz telah mengikuti beberapa Pelatihan profesional, diantaranya; Fellowship Postdoctorate yang diselenggarakan oleh CIDA/Depag dari bulan Oktober 1996 sampai Maret 1997, Prajabatan Golongan III oleh LAN dari 6 Februari sampai 7 Maret 1998.
Mengenai karya tulisa yang berasal dari bahan ajar kuliah, diantaranya; Tasawuf/ Maqamat-Ahwal (Diktat S1) tahun 1998, Tasawuf dan Metodologi Terbuka (Diktat S2) tahun 1998-1999, Agama dan Mistisisme (Diktat S2) tahun 2010, Ilmu Huduri (Diktat S1) tahun 2010, Tasawuf (Diktat s1) tahun 2010, Tasawuf Kontemporer (Diktat S1) tahun 2011, Psikologi Tasawuf (Diktat S1) tahun 2011, Struktur Insan (Diktat S1) tahun 2011, Dialog dan Resolusi Konflik (Diktat S2) tahun 2011; Penelitian "Konsep Madrasah Terpadu" Kelompok Kerja Ditbinrua Ditjen Binbaga Islam tahun 1998 dengan sumber dana dari Ditbinrua; Soal Buku dan Jurnal, Fatawa Majlis al Ulama al Indunisi (Terjemah Indonesia-Arab) terbitan CENSIS tahun 1996, Universitas al Azhar: Problem Modernisasi Pendidikan Islam terbitan PERTA tahun 1997, Al Shirath al Wasath terbitan CENSIS tahun 1997, Abdul Karim Amrullah wa Atsaruhu fi al-Harakat al-Tajdidiyah al-Islamiyah bi Minangkabau terbitan CENSIS tahun 1999, Al Sirah al Nabawiyah (Terjemah Arab-Indonesia) terbitan Adigna Media Utama tahun 1999, Syabakat al Ulama (Terjemah Indonesia-Arab) terbitan CENSIS tahun 1999, Al Muhammadiyah wa Nahdlatul Ulama fie Nazhri al Ulama bi al Syarq al Awsath terbitan Mimbar Studi tahun 1999, Islam Sufistik (Terjemah Arab-Indonesia) terbitan Mizan tahun 2001; Untuk Makalah, The Basis of Malamatiya Thought and Its Field of Implementation yang diselenggarakan oleh Indonesia-Canada Higher Education Project tahun 1997, Penyunting (editor) Arabic Language Advisor di Jurnal Studia Islamika dari tahun 1998 sampai 1999; Pembicara pada Konferensi, Seminar, Lokakarya dan Simposium pada; International Conference on ISLAM  AND THE WEST, Islam abad yang digelar oleh World Muslim League (Rabithal Alam Islami) dengan materi al Islam wa al Gharb: Muhawalat li al Tafahum tahun 2004, Seminar Nasional Tasawuf yang digelar oleh Pusat Kajian Tasawuf/ STAIN Surakarta dengan materi Tasawuf dan Psikologi tahun 2005, World Conference of Al-Azhar Alumni, Kuala Lumpur yang digelar oleh Kerajaan Malaysia – Universiti al Azhar (Mesir) dengan materi al Turats wa Falsafat al Tarikh tahun 2008, International Seminar on Building World Prasce and Civilization by Improving the Quality of Education and Economic basic of Ethics and Morals yang digelar oleh  IAILM Suryalaya, Jawa Barat dengan materi Ilmu Makrifat dan Prinsip-Prinsip Epistemologi tahun 2010; Pengabdian pada masyarakat; Menjabat Direktur Program Dirasat Islamiyah kerjasama Universitas al-Azhar Mesir-IAIN Jakarta di Jakarta tahun 1999, Menjabat Ka Bag. TU Pimpinan pada Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Agama di Jakarta tahun 2000, Menjabat Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Cairo dari tahun 2001 sampai 2004, Menjabat Konsul/ Atase Haji Konsulat Jenderal RI di Jeddah dari tahun 2005 sampai 2009, Anggota Tim Penguji Seleksi Calon Non Beasiswa ke Universitas al Azhar Mesir di Jakarta tahun 2010, Anggota Delegasi RI pada Dialog Lintas Agama RI-Libanon II di Malang, Jawa Timur tahun 2011, Anggota Badan Wakaf Indonesia di Jakarta tahun 2011 dan Anggota Tim Penyusunan Peraturan Menteri Agama Tentang Pelaksanaan Wakaf Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang di Kemenag Jakarta tahun 2011; Peran dalam kegiatan mahasiswa; menjadi Pemateri Ta’aruf Rekrutmen Anggota Tasawuf Psikoterapi Fakultas Ushuluddin Bandung tahun 2010, Penguji Sidang Disertasi Doktor pada Fakultas Sastra dan Humaniora Universite Abdelmalek Essaadi, Tetouan, Maroko an. Dedi Wahyudin di Universite Abdel Malik Essaadi, Tetouan-Maroko tahun 2010, Pemmbimbing dalam penyusunan Tesis Mahasiswa an. Ace Najmudin, 2.209.9.0161  Pascasarjana UIN SGD Bandung tahun 2011,  Penguji  Sidang Disertasi Doktor pada Fakultas Sastra dan Humaniora Universite Abdelmalek Essaadi, Tetouan, Maroko an. Muhammad Hariyadi di Universite Abdel Malik Essaadi, Tetouan-Maroko tahun 2011, Penguji Sidang Disertasi Doktor pada Fakultas Sastra dan Humaniora Universite Abdelmalek Essaadi, Tetouan, Maroko an. Muhammad Ali Hanafi di Universite Abdel Malik Essaadi, Tetouan-Maroko tahun 2011; Berkat keuletan, pengabdiannya pernah meraih penghargaa dari; PT Asuransi Jiwasraya/ UNHAS tahun 1990, KBRI Cairo tahun 1993, PPMI Mesir tahun 2004, Departemen Luar Negeri RI tahun 2005 dan HIMA-J TAPSI tahun 2010. Dalam keorganinasian prefesi pernah menjbat sebagai; Ketua Divisi Luar Negeri di Badan Wakaf Indonesia (BWI) tahun 2011 dan Anggota Bidang Kerjasama Luar Negeri di Majlis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2011.
Sinopsi
            Berbicara mengenai Tuhan sering kali dikaitkan dengan agama. Banyak yang mengeklaim Tuhan dengan berbagai definisi. Manusia yang sok pintar mengartikan Tuhan. Padahal tidaklah demikian. Tuhan tak terdefinisikan. Lewat pemikiran dan dialog anak kecil dalam buku ini, pembaca diingatkan tentang Tuhan. Melalui cerita wayang, marhaen, cacing, zat, gincu, Antareja, nyawa, ketombe, komat-kamit, tersesat, diri, dan lainnya buku berbagi cara memahami Tuhan yang penuh cinta, kekal dan abadi. Buku ini terdiri dari sejumlah cerita. Contoh dalam cerita “Wayang”, manusia diibaratkan sebagai wayang dan Tuhan sebagai dalangnya. Wayang dimainkan dalang. Semua terjadi atas kehendak dalang. Namun, tidak demikian dengan wayang orang karena setiap pemain punya kehendak. Guyonan, celetukan, dan lain-lain, hasil improvisasi pemain sendiri di luar kehendak dalang (halaman 17). Namanya juga Tuhan, maka kekuasaan-Nya absolut. Tiada yang terjadi di luar kehendak-Nya. Manusia menjalani kehendak Tuhan, baik melalui kehendaknya sendiri maupun kehendak Tuhan secara langsung (halaman 19). Sering kali manusia menganggap kemauannya sebagai kehendak Tuhan. Ketidakmampuan manusia memahami kehendak Tuhan sering menimbulkan masalah. Tidak ada mekanisme yang dapat digunakan memastikan bahwa kehendak manusia bukan milik Tuhan dan sebaliknya. Namun setiap kebaikan adalah kehendak Tuhan. Kebiasaan yang dilakukan terus-menerus seolah sudah menjadi karakter. Hal ini bukan berarti tidak bisa berubah. Mindset atau cara pandang sangat ditentukan pengalaman dan pendidikan. Pemaknaan akan Tuhan ditentukan cara pandang yang dipengaruhi lingkungan, pengalaman, dan pendidikan. Namun, hal itu sering kali terpengaruhi oleh mainstream. Padahal, mainstream terbentuk karena indoktrinasi. Mainstream memengaruhi mindset, termasuk dalam perilaku keberagamaan. 
Tulisan “Diri” menceritakan orang gila yang berbicara sendiri. Bukan orang yang berbicara terus seperti Ny Christine yang selalu  mengomeli anaknya. Namun, dalam keheningan orang yang dianggap gila itu masih berbicara, walau tidak melalui mulut. Hal ini dianalogikan bahwa dalam hening manusia menyatu dengan jati diri sesungguhnya. Ini tada lain cermin cahaya Tuhan (halaman 111). Tuhan mewujudkan diri-Nya dalam jiwa manusia sebagai cermin. Tuhan yang Mahabaik. Ketika manusia memandang cermin, bukan kaca yang dilihat, namun dirinya. Ketika manusia berbuat baik pada orang lain, sejatinya dia berbuat baik untuk diri sendiri. Demikian juga ketika dia menyakiti sesama, justru menyakiti diri sendiri. Jadi, wajar saja jika orang menyakiti diri sendiri dianggap gila. Namun, lebih gila lagi jika agama dan atas nama Tuhan menjadi alasan untuk membenci dan menyakiti (halaman 114). “Mengingat” menjadi cerita penutup buku Tuhan Maha Asyik lewat perbincangan Christine, Dharma, Samin, dan Parwati. Manusia harus selalu mengingat Tuhan agar tidak terperangkap dalam cara pandang yang terbentuk dari nafsu diri. Mengingat Tuhan adalah kembali kepada kesejatian diri, di mana Tuhan terasa begitu dekat. Semakin dekat kepada Tuhan, manusia tambah termanifestasi pula sifat-sifat kebaikan dan kesempurnaan-Nya pada dirinya. Ini salah satu fungsi agama yang juga esensial. Agama membimbing umat manusia kembali pada kesejatian diri masing-masing (halaman 230). 
Segi Non Fisik
            Tuhan Maha Asyik buku karya sujiwo tejo dan Dr MN. Kamba, membuat intuisiku melayang. Entah bagaimana pengarang membuat tulisan dalam buku ini seperti mempunyai nyawa, membaca buku ini aku menjadi ingat sewaktu kecil ketika membaca buku dongeng, karena dalam buku tersebut banyak sekali cerita yang begitu sulit untuk “dimaknai” tetapi sangat enak untuk dibaca sembari santai. Jalan cerita dalam buku ini pun sangat menarik banyak sekali analogi yang harus dicerna oleh otak, seakan membaca buku ini adalah untuk melatih otak kita “berfikir”. Bahasa yang digunakan dalam  buku ini pun tergolong mudah untuk dipahami, jelas saja karena pengarang buku ini sudah sangat berpengelaman dalam hal “mengarang buku”. Manfaat bagi pembaca sangat banyak sekali seperti dengan membaca buku ini pembaca dituntut untuk berfikir hitung-hitung sembari “latihan berfikir”, kemudian buku ini juga mengajarkan kita tentang bagaimana mengenali Tuhan secara lebih “dekat” dan Lewat kisah-kisah singkat dan berbagai analogi yang mengena, buku ini mengajak kita meluaskan hati dan pemikiran untuk menampung ide tentang ketuhanan dan keagamaan yang lebih lapang, dan tentunya yang lebih asyik.
Segi Fisik
            Membahas mengenai segi fisik buku Tuhan Maha Asyik, saya berfikir  tidak ada yang harus dikomentari dari buku ini, karena dari sampul depannya pun desainnya sudah menarik dan penuh dengan warna yang membuat penasaran bagi yang melihat buku ini, kemudian dalam buku tersebut pun diselipkan lukisan karya sujiwo tejo. Kualitas cetakan sudah baik dan jenis kertasnya pun sudah bagus. Bentuk dan jenis huruf yang digunakan dalam buku tersebut sangat unik, karena jenis huruf yang digunkan tidak monoton dan sangat beragam.

Penutup
            Budayawan Sujiwo Tejo merilis buku barunya yang ia beri judul 'Tuhan Maha Asyik'. Ditulis bersama akademisi Nur Samad "Buya" Kamba, Sujiwo mengurai beberapa kisah tentang keberagaman agama, dalam bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Kisah-kisah yang ditulis Sujiwo dan Buya Kamba menjelaskan bahwa Tuhan sangat asyik ketika tidak dikurung paksa dalam penamaan-penamaan dan pemaknaan-pemaknaan. Menurut keduanya, Tuhan tidak bisa dipikirkan dan dikonsepsikan. Alih-alih, Tuhan harus ditemukan dan penemuan itulah yang membuat pengalaman itu menjadi sangat asyik. Semakin banyak manusia mengonsepsikan Tuhan, maka akan semakin jauh Tuhan itu. Pasalnya, konsepsi ini tunduk kepada rekayasa alam pikiran kita. Buku Tuhan Maha Asyik menggambarkan konsep mengenal Tuhan secara menyeluruh (holistik), yang notebene membutuhkan pengkajian dan pemahaman mendalam, namun di buku ini di sajikan secara "renyah" dan mudah dimengerti dalam bentuk dialog kanak-kanak sehari-hari, dan kontekstual dengan kebudayaan masyarakat Indonesia, khususnya budaya spiritual. Lewat kisah-kisah singkat dan berbagai analogi yang mengena, buku ini mengajak kita melu askan hati dan pemikiran untuk menampung ide tentang ketuhanan dan keagamaan yang lebih lapang, dan tentunya yang lebih asyik. Siapapun dan apa pun latar belakang paham keagamaannya, selama masih punya hati, akan mendapatkan pencerahan dalam pemahaman keagamaan dan akan memandang bahwa keberagaman dalam beragama adalah suatu keniscayaan yang sebetulnya mampu menciptakan keindahan dan harmoni dalam kehidupan dari buku ini. Buku yang asyik karena membicarakan "wajah Tuhan" dengan cara memuliakan Tuhan Yang Maha Asyik dan menyeret kita untuk menthawafi pengalaman Tuhan yang mengasyiki hamba-hamba-Nya.

Buku ini hadir di saat yang tepat, di saat bangsa ini dilanda dengan intoleransi, saling membenci, antar sesama anak bangsa yang acapkali membajak 'Tuhan' untuk politik jangka pendek dan kepentingan golongan tertentu. Buku ini bisa menjadi cermin yang akan mengoreksi bahkan menampar sikap beragama kita. Intinya saya mengajak untuk mengenal Tuhan secara lebih dekat dengan cara membaca buku ini.