Senin, 11 Desember 2017

RESUME STRUKTUR FUNDAMENTAL PEDADOGIK ( dr. dharma kesuma, M.Pd & Teguh Ibrahim, S.Pd)

RESUME STRUKTUR FUNDAMENTAL PEDADOGIK
( dr. dharma kesuma, M.Pd & Teguh Ibrahim, S.Pd)
Aksifiologi Paulo Freire
1.      Etika umum
a)      Manusia sebagai makhluk etik
b)      Nilai-nilai humanisme
c)      Penghargaan terhadap satu subyek
d)     Subjek yang membangkang
e)      Humanistic bersifat instrinsik
f)       Nilai-nilai universal
g)      Universalisme nilai-nilai yang ongoing
h)      Solidaritas sesama manusia
i)        Kesetaraan
j)        Anti-fatalisme
k)      Anti-sektarianisme
l)        Kesabaran dalam keberagaman
m)    Nilai nilai demokratis
2.      Etika pendidik
a)      Saling memberi petunjuk/saling mengarahkan
b)      Sloganisasi
c)      Pembebasan
Tujuan pendidik pendidikan paulo Freire
A.    Humanisasi
1.      Cipta
2.      Rasa

3.      Karsa 

RESUME FILSAFAT PENDIDIKAN ( Prof. Dr. Cecep Sumarna)

RESUME FILSAFAT PENDIDIKAN
( Prof. Dr. Cecep Sumarna)
Masuknya tradisi ilmu ke dunia barat, setelah solat isya Bert bersedih ketika mendengar surat Ar-Rahman dianggungkan, lalu dia teringat akan sikap-sikapnya yang jauh dengan tuhan. Kaisar mengatakan jika Bert tidak akan stay di Bali namun juga di negara-negara lain.
Bert bertanya kenapa mengapa aliran filsafat sama dengan aliran teologi.
Ilmu dan paradigma barat, pemikiran dunia islam dipengaruhi.
Kata Bert sains dan teknologi manusia awal modern, termasuk ilmu sosialnya. Perkembangan ini semakin memperlihatkan hasil yang maksimal terutama setelah Albert Einsten merombak kerangka Newton.

Ide ide Aristoteles dan Plato sebagai tokoh dan figure kunci dalam pemikiran Yunani Kuno. 

Prinsip-Prinsip Pendidikan


  Empat pilar Belajar
a.       Pendidikan seumur hidup didasarkan pada empat pilar belajar yaitu :
1.      Belajar unutk mengetahui (learning to know)
2.      Belajar untuk berbuat (learning to do)
3.      Belajar untuk hidup bersama (learning to life together)
4.      Belajar untuk menjadi dirinya sendiri.
1)      Belajar untuk mengetahui
Artinya belajar bertujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang belum diketahui sebelumnya. Belajar untuk mengetahui dilakukan dengan cara memadukan penguasaan terhadap suatu pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja secara mendalam pada sejumlah kecil mata pelajaran. Hal ini berarti belajar memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan pendidikan yang bersedia dalam hidup.
2)      Belajar untuk berbuat
Setelah mendapatkan pengetahuan selanjutnya mempraktekan hasil dari pengetahuan tersebut. Dan tidak hanya tertuju pada penguasaan suatu keterampilan bekerja, tetapi juga secara lebih luas berkenaan dengan kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan banyak situasi dan bekerja dalam tim.
3)      Belajar untuk hidup bersama
Dilakukan melalui perkembangan suatu pemahaman tentang orang lain dan suatu pemahaman tentang orang lain dan suatu penghargaan terhadap saling ketergantungan dalam semangat menghargai nilai-nilai kejamakan, pemahaman bersama dan perdamaian.
4)      Belajar untuk menjadi dirinya sendiri


Permasalahan Remaja dan Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling.

Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan remaja, sudah jelas kata Conger (1977)  pemahaman dan pemecahan masalahnya harus dulakukan secara interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan adalah salah satu yang paling strategis. Karena bagi para remaja bersekolah dengan para guru, khususnya para gurulah, yang memiliki hubungan erat dengan muridnya, merka juga laling banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul. 

a.      Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotornya,
1)      Sebaiknya dalam program dan kegiatan pendidikan tertentu, harus ada program layanan bimbingan atau pelayanan pemahaman terhadap siswa remaja wanita dan siswa remaja pria (misalnya mempelajari perkembangan fisik, anatomi dan fisiologi) yang diberikan oleh guru yang dapat menyelenggarakan penjelasannya.
2)      Disamping pendidikan formal yang dilakukan dikelas-kelas sesuai jam yang telah ditentukan, sebaiknya diadaka sebuah panel diskusi mengenai pendidikan jenis (sex education), bahaya-bahaya dari prilaku menyimpang.
3)      Role playing, akan sangat tepat digunakan untuk mengurangi eksessosial dari perkembangan fisik dan prilaku psikomotorik, yang sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi dan tidak perlu merupakan keanehan yang harus dilebih-lebihkan.
b.      Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang bertalian dengan perkembangan bahasa dan prilaku kognitif, antara lain:
1)      Kepada guru mata pelajaran seperti guru bahasa asing, matematika, ipa, kesenian, dan olah raga. Tampaknya harus mendalami pemahaman tentang pelayanan bimbingan yang bijaksana sehingga siswa-siswa remaja yang biasanya mengalami kesulitan belajar tidak menjurus kepada situasi-situasi frustasi yang mengakibatkan timbulnya tindakan-tindakan negate baik terhadap bidang studinya atau gurunya.
2)      Penggunaan strategi belajar mengajar yang tepat (individualise atau small group based instruction) untuk membantu siswa yang cepat dan yang lambat misalnya dengan system pengajaran menggunakan modul.
3)      Penjurusan atau pemilihan bidang studi harus memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi secermat mungkin, seperti tes minat dan bakat, tes IQ. Disamping keinginan orang tua murid dan siswanya itu sendiri.
c.       Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang bertalian dengan perkembangan prilaku social, moralitas.
1)      Diusahakan tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang, terciptanya suasana yang aman dan nyaman. Tersedianya fasilitas yang memungkinkan menjadi tempat berkumpulnya anak remaja yang memiliki hobi atau tujuan-tujuan tertentu. Membuat forum-forum diskusi.
2)      Diaktifkannya hubungan sekolah dengan rumah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan system nilai yang dikembangkan system layanan yang diberikan dalam pembinaan.
3)      Pertemuan dan kerjasama antarlembaga yang mempunyai tugas dan kepentingan yang bersangkutan dengan kehidupan remaja.
d.      Untuk memahami dan mengurngi kemungkinan timbunya permasalahan yang bertalian dengan fungsi-fungsi konatif, afektif. Dan kepribadian.
1)      Yang terpenting ialah, para guru dan para orang tua dapat menampilkan kepribadian yang baik dan tleadan yang dapat merupakan objek identifikasi sebagai pribadi idola para remaja.
2)      Pemberian tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan yang tepat.

Dengan mengetahui apa saja kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang terjadi pada masa remaja, bisa membuat para element pendidikan yang ada disekolah lebih bersikap preventif. Dan juga dapat mengatasinya dengan tahap-tahap yang dibahas selanjutnya.

Sumber : abin, S.M. (2012) Psikologi Kependidikan, Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA

Membimbing Anak Dalam Mengolah Informasi di Era Globalisasi

Sudah bukan hal asing mengenai globalisasi dan juga perkembangan IPTEK, perkembangan arus informasi dan lain-lain. Semua itu ada dampak positif dan negatifnya, positifnya kita lebih mengetahuin luasnya dunia hanya dengan satu genggaman saja, yaitu dengan handphone yang ada di tangan kita. Bahkan di tahun 2016 ini tidak hanya orang dewasa atau orang tua saja yang dapat  mengoperasikan handphone atau smartphone. bahkan anak yang berada di masa kanak-kanak pun sudah dapat mengoperasikannya.

    Dapat terjadi hal buruk jika orang tua tidak membimbing anak-anaknya dalam mengolah informasi yang masuk. Misalnya, anak-anak sudah dapat menonton pornografi, menonton hal-hal yang sadis yang sebenarnya tidak layak untuk ditonton oleh anak-anak dan bahkan berujung pada tindak asusila yang sering terjadi di kalangan masyarakat.

    Orangtua berperan penting dalam membimbing anaknya dalam mengolah informasi sangatlah penting, tanpa bimbingan dan arahan dari orang tua, maka akan mengakibatkan terjadinya hal-hal yang disebutkan diatas. Lalu bagaimana cara  orang tua membimbing anaknya tanpa mengganggu proses penyesuaian anak dengan arus globalisasi. Yang pertama ialah, harus membatasi penggunaan ponsel bagi anak-anak, yang kedua ialah, harus mengunci aplikasi-aplikasi yang memungkinkan anak dapat mengakses informasi global. Yang ketiga, selalu luangkan waktu untuk bermain dengan anak, saling berkomunikasi agar kegelisahan anak dapat tersalurkan dan tidak menyalurkannya kepada hal-hal yang buruk.

Klasifikasi Hasil Belajar

KLASIFIKASI HASIL BELAJAR DALAM RANAH KOGNITIF 
a.      Ranah kognitif
                 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana, 2014: 23). Berikut tipe-tipe hasil belajar:
1)      Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemhaman konsep-konsep lainnya.
2)      Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri dari sesuatu yang didengar atau dibacanya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan, sebab untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
3)      Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam abstraksi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan, hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu ada satu unsur lagi yang perlu masuk, yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip atau generalisasi, yakni sesuatu yang umum sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus.
4)      Analisis
Analisis merupakan memilah suatu integrasi menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang jelas hirarkinya atau susunannya sehingga mudah untuk dipahami. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian terpadu. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.
5)      Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. Dalam berpikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya.
6)      Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode,  materil, dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu



a.       Hereditas (Keteturunan)
Keturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu . dalam hal ini keturunan diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak.
b.      Lingkungan
Lingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu sehingga individu terlibat/terpengaruh karenanya. Hubungan antara manusia dengan lingkungan itu bersifat saling mempengaruhi.
1)      Lingkungan keluarga
a)      Keberfungsian keluarga
b)      Pola hubungan orangtua-anak
c)      Kelas sosial dan status ekonomi

2)      Lingkungan sekolah
a)      Pencapaian tugas perkembangan melalui kelompok teman sebaya
b)      Mencapai perkembangan kemandirian pribadi
c)      Pengembangan filsafat hidup
d)     Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

3)      Kelompok Teman Sebaya
a)      Sosial kognisi
Konformitas