Masyarakat jaman dahulu membuat rumah secara berdampingan agar
mudah dalam menjalin komunikasi dan berdagang. Pada masa sekarang teknologi
atau iptek dapat dilihat disetiap perumahan atau komplek yang terdapat di
banten. Dengan bentuk berderet warga bisa menjadi lebih rukun dan lebih bisa
mengenal satu sama lain. Selain rumah yang berbentuk deret ada juga rumah
berbentuk peninggalan Hindia-Belanda yang dikenal dengan istilah “indis”. Indis
itu sendiri bangunan rumah yang di bangun secara campuran yang menggunakan
unsur eropa dan rumah adat tradisional Indonesia khususnya untuk daerah jawa (
karena banten masih bersatu dengan jawa barat ).
Selanjutnya saya menceritakan tentang permasalahan pada
persawahan, banyak sekali masalah pada persawahan. Sebelumnya sawah itu sendiri
memiliki arti sebagai tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi.
Sawah juga mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan
pada periode tertentu pertumbuhannya .
Sultan Ageng Tirtayasa membangun keratin baru di Dusun
Tirtayasa yang berjarak 10km dari Banten. Di kawasan rawa pantai itulah Sultan
Ageng mendapat julukan Sultan Ageng Tirtayasa karena membangun teknologi
hidrolik untuk mengembangkan ekonomi berbasis pertanian dan perkebunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar