Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak
menarik perhatian karena tidak hanya berkaitan dengan masalah demografi, tetapi
juga mempunyai pengaruh penting terhadap proses pertumbuhan ekonomi. Penduduk
menjadi unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan usaha membangun suatu
perekonomian. Tiga faktor penyebab terjadinya laju pertumbuhan penduduk adalah
kelahiran, kematian dan migrasi. Salah satu motivasi seseorang untuk berpindah
ko kota (urbanisasi) adalah motif ekonomi.
Urbanisasi Tidak Terkendali (Over Urbanization)
Proses urbanisasi yang tidak terkendali menunjukkan
adanya ketidakseimbangan demografi secara keruangan, yang sering disebut dengan
istilah urbanisasi berlebihan atau over urbanization. Jika tidak terkendali
akan timbul dampak negatif, baik terhadap penduduk kota, penduduk pedesaan
maupun pengaruh makro terhadap negara. Namun jika proses urbanisasi dapat dikendalikan
akan memberikan dampak positif. Laporan
Bank Dunia (1994) yang dikutip oleh keban menyebutkan bahwa adanya hubungan positif
antara tingkat urbanisasi pada suatu Negara dengan tingkat pendapatan
perkapita. Korelasi positif tersebut mempunyai peranan penting dalam
pembangunan.
Penduduk merupakan
modal dasar dalam pembangunan. Jumlah penduduk yang besar menandakan suatu daerah
tersebut memiliki potensi pembangunan apabila SDA nya mendukung. Namun apabila
jumlah penduduk banyak jika tidak berkualitas, tidak akan menjadi potensi
pembangunan, tetapi ancaman bagi pembangunan.
C.
Urbanisasi
dan Daya Tarik Kota
Daya tarik kota yang mendorong terjadinya urbanisasi
disebut sebagai factor penarik. Pemicunya bukan hanya masalah ekonomi namun
masalah social budaya dan pelayanan kehidupan kota. Perpindahan penduduk desa
ke kota selain karena factor daya tarik kota, juga disebabkan oleh dorongan
kemiskinan dan kelangkaan lapanan kerja pedesaan. Karena pedesaan tidak dapat
memberikan sumber penghidupan, penduduk pedesaan pindah ke kota dengan harapan
dapat menemukan sumber penghidupan yang baru. Struktur pemilikan tanah yang
tidak seimbang dan adanya konsentrasi usaha ekonomi nonpertanian pada petani
pemilik tanah yang luas, sering mempersempit dan lapangan kerja di pedesaan.
Selain itu, tidak adanya rotasi penanaman dan pemanenan karena
ketidakseimbangan kegiatan tersebut dilakukan secara serempak, menyebabkan
ketidakseimbangan penyerapan tenaga kerja pula.
Beberapa tantangan yang dihadapi kota dengan adanya migrasi
penduduk desa yang miskin ini sebagaimana dijelaskan oleh Tjuk Kuswartojo:
1.
Golongan
masyarakat ini masih harus belajar berperilaku dan menyesuaikakn diri dengan
kondisi perkotaa yang bergantung pada lingkungan buatan yang serba berongkos
2.
Lapangan
kerja tercipta atau diciptakan oleh lapisan masyarakat ini. Dari pekerjaan
menjadi kurir, tukang lem amplop, tukang jok, menjadi menjadi lapangan kerja di
perkotaan yang tidak pernah ada di pedesaan.
Keterikatan batin di
kota tempat tinggal lemah, bahkan tidak ada. Tanggung jawab pada lingkungan
tempat tinggalnya sangat kurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar