Senin, 11 Desember 2017

KOTA DAN URBANISASI


Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian karena tidak hanya berkaitan dengan masalah demografi, tetapi juga mempunyai pengaruh penting terhadap proses pertumbuhan ekonomi. Penduduk menjadi unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan usaha membangun suatu perekonomian. Tiga faktor penyebab terjadinya laju pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian dan migrasi. Salah satu motivasi seseorang untuk berpindah ko kota (urbanisasi) adalah motif ekonomi.
Urbanisasi Tidak Terkendali (Over Urbanization)
Proses urbanisasi yang tidak terkendali menunjukkan adanya ketidakseimbangan demografi secara keruangan, yang sering disebut dengan istilah urbanisasi berlebihan atau over urbanization. Jika tidak terkendali akan timbul dampak negatif, baik terhadap penduduk kota, penduduk pedesaan maupun pengaruh makro terhadap negara. Namun jika proses urbanisasi dapat dikendalikan akan memberikan dampak positif. Laporan Bank Dunia (1994) yang dikutip oleh keban menyebutkan bahwa adanya hubungan positif antara tingkat urbanisasi pada suatu Negara dengan tingkat pendapatan perkapita. Korelasi positif tersebut mempunyai peranan penting dalam pembangunan.
Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan. Jumlah penduduk yang besar menandakan suatu daerah tersebut memiliki potensi pembangunan apabila SDA nya mendukung. Namun apabila jumlah penduduk banyak jika tidak berkualitas, tidak akan menjadi potensi pembangunan, tetapi ancaman bagi pembangunan.
C.     Urbanisasi dan Daya Tarik Kota
Daya tarik kota yang mendorong terjadinya urbanisasi disebut sebagai factor penarik. Pemicunya bukan hanya masalah ekonomi namun masalah social budaya dan pelayanan kehidupan kota. Perpindahan penduduk desa ke kota selain karena factor daya tarik kota, juga disebabkan oleh dorongan kemiskinan dan kelangkaan lapanan kerja pedesaan. Karena pedesaan tidak dapat memberikan sumber penghidupan, penduduk pedesaan pindah ke kota dengan harapan dapat menemukan sumber penghidupan yang baru. Struktur pemilikan tanah yang tidak seimbang dan adanya konsentrasi usaha ekonomi nonpertanian pada petani pemilik tanah yang luas, sering mempersempit dan lapangan kerja di pedesaan. Selain itu, tidak adanya rotasi penanaman dan pemanenan karena ketidakseimbangan kegiatan tersebut dilakukan secara serempak, menyebabkan ketidakseimbangan penyerapan tenaga kerja pula.
Beberapa tantangan yang dihadapi kota dengan adanya migrasi penduduk desa yang miskin ini sebagaimana dijelaskan oleh Tjuk Kuswartojo:
1.      Golongan masyarakat ini masih harus belajar berperilaku dan menyesuaikakn diri dengan kondisi perkotaa yang bergantung pada lingkungan buatan yang serba berongkos
2.      Lapangan kerja tercipta atau diciptakan oleh lapisan masyarakat ini. Dari pekerjaan menjadi kurir, tukang lem amplop, tukang jok, menjadi menjadi lapangan kerja di perkotaan yang tidak pernah ada di pedesaan.
Keterikatan batin di kota tempat tinggal lemah, bahkan tidak ada. Tanggung jawab pada lingkungan tempat tinggalnya sangat kurang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar