Senin, 11 Desember 2017

“ANALISIS FILM THE NEW RULES OF THE WORLD” (PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Globalisasi pada saat ini bukanlah hal yang dianggap tabu lagi, melainkan globalisasi menjadi hal yang dijadikan sebagai acuan di dalam hidup berbangsa karena cakupannya adalah dunia. Mengingat adanya globalisasi, tentu tidak terlepas dari adanya modernitas sebagai kerangkeng besi yang menguatkan serta juga merampas kehidupan bermasyarakat bagi yang tertinggal. Modernitas dijadikan sebagai alat dalam menguasai dunia dengan terbentuknya sistem kapitalis  yang dikatakan oleh weber yakni:
1.    adanya usaha-usaha ekonomi yang diorganisir dan dikelola secara rasional berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan serta berkembangnya pemilikan/kekayaan pribadi;
2.    berkembangnya produksi untuk pasar
3.    produksi untuk massa dan melalui massa
4.    produksi untuk uang;
5.    adanya antusiasme, etos dan efesiensi yang maksimal yang menuntut pengabdian manusia kepada panggilan kerja.
Masyarakat kapitalis memandang manusia terutama sebagai pekerja dan tidak peduli apapun yang menjadi pekerjaan mereka, itulah yang menjadi tingkah laku yang menonjol dalam spirit kapitalisme. Dengan demikian yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin yang merupakan ketimpangan di dalam kehidupan modernitas. Bagi masyarakat miskin mereka lebih cenderung untuk memilih kehidupan penuh resiko untuk memperoleh penghasilan meskipun kecil. Inilah yang bisa disebut dengan sistem kapitalisme di dalam modernitas kehidupan yang juga dinaungi oleh adanya struktur di dalamnya, yakni struktur memiliki kapasitas ganda yang dalam hal ini bisa menjadi kendala tetapi juga bisa member peluang karena di dalam struktur mengandung tiga aspek yaitu makna, norma dan kekuasaan.
Adanya sistem produksi dan perkembangan teknologi menimbulkan dua kelas masyarakat, yaitu kelas yang terdiri dari sejumlah kecil orang yang memiliki modal sehingga menguasai alat-alat produksi yang biasa kita sebut sebagai kelas borjuis dan kelas yang terdiri dari orang-orang yang tidak memiliki modal atau disebut juga dengan kelas proletar. Mereka yang memiliki modal dan alat-alat produksi menentukan upah para pekerja. Penentuan upah itu melewati suatu perjuangan tarik menarik antara pemilik modal dengan pekerja. Kemenangan sudah barangtentu mudah dipastikan di tangan pemilik modal. Pemilik modal dapat hidup lebih lama tanpa pekerja sementara kaum pekerja tidak mungkin hidup lebih tanpa pemilik modal. Sesuai dengan apa yang ada di dalam film documenter ini, yakni para pekerja atau disebut juga dnegan buruh yang bekerja dengan penghasilan yang kecil, jumlah jam kerja yang begitu lamanya dan fasilitas tempat bekerja yang begitu mencekam dan penuh resiko mereka kerjakan demi mengasilkan sebuah rupiah namun hasil pekerjaan yang mereka lakukan dirampas habis-habisan oleh pemilik modal demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Dengan demikian pemilik modal dapat menambah kekayaannya dari keuntungan usaha industry, sedangkan pekerja tidak memperoleh keuntungan maupun memiliki modal yang bisa menambah penghasilan dari keterlibatannya dalam kerja industry. Menurut marx, kapitalisme melalui konsep pemilikan pribadi dimana manusia jadi rebut-rebutan memiliki alam sebagai sumber kehidupan sebanyak-banyaknya. Manusia bersaing dengan manusia lainnya untuk memperbanyak harta milik pribadinya. Karena memiliki lebih banyak berarti lebih berkuasa, dan melalui kuasa dapat memiliki lebih banyak lagi. Kekuasaan disini mencakup baik kekuasaan ekonomis maupun kekuasaan politis. Dengan demikian sistem kapitalisme menciptakan manusia-manusia yang serakah.
Indonesia merupakan Negara yang miskin dimana para pemiliki modal dominasi adalah bukan dari tanah sendiri melainkan para investor asing menanamkan modal di Indonesia yang dijadikan sebgai alat dalam menumbuhkan keuntungan maupun kekayaan bagi individu dan bangsanya sendiri. Indonesia dijadikan sebagai alat dalam permainan ekonomis dan politis terlihat jelas sejak dimulainya rezim soeharto yang memberikan kebebasan bagi para investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Sebenarnya hal itu menjadi boomerang bagi bangsa Indonesia sendiri apalagi jelas dengan adanya politik dari IMF, bank dunia yang mengiming-imingi Indonesia akan sejahtera dengan memberikan sumbangsi kepada imf dan bank dunia. Juga dengan rezim soeharto yang tidak bersih dan adil di dalam pemerintahan bangsa Indonesia karena pada saat itu peminjaman uang yang dilakukan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia malah beberapa persennya uang yang di pinkamkan oleh bank dunia tersebut di rampas oleh pihak-pihak penguasa yang ada dalam rezim tersebut. Dengan demikian semakin kacaulah bangsa Indonesia dibawah tataran kehidupan dalam rezim soeharto sehingga ketika pada masa presiden soeharto mengundurkan dirinya, itu merupakan hal yang tidak semata-mata menghapuskan permasalahan yang ada di Indonesia dengan adanya keterlanjutan dalam kemiskinan, kurangnya pendidikan, buta huruf, gizi buruk, lemahnya kesehatan dan lain sebagainya.
Hutang di Indonesia semakin bertambah, dengan demikian para pekerja harus lebih bekerja dengan lebih keras lagi namun uang yang di dapatkan hanyalah setengah tak terbilang bisa untuk mencukupi kehidupan, karena kerasnya hidup semakin terasa dengan kemiskinan yang melonjak tinggi. Mereka harus bekerja untuk institusi atau Negara demi membayarkan hutangnya kepada bank dunia. Para investor yang menanamkan modal di Indonesia menjadikan masyarakat Indonesia sebagai alat untuk menggeruskan mereka dengan upah yang kecil untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Terlihat pada brand-brand yang ternama dimana para buruh yang bekerja semata-mata mereka bekerja untuk para penguasa yang serakah. Disinilah terlihat jelas dimana masyarakat dijadikan sebagai objek oleh Negara.
Dalam hal ini tidak adanya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia yang seharusnya dapat dilakukan oleh pemerintah. Karena mengingat tingkat kemiskinan di Indonesia yang semakin begitu marak dan memprihatinkannya. Kurangnya kebebasan masyarakat dalam melakukan suatu kegiatan atau potensi yang akan dikembangkannya. Karena masyarakat hanya bekerja di bawah naungan kelas penguasa demi kepentingan penguasa itu sendiri. Mengingat pemerintahan yang amburadul dengan adanya korupsi malah semakin amburadulnya tatanan kehidupan masyarakat yang seharusnya merekalah yang menjadikan masyarakat untuk hidup lebih sejahtera. Karena masyarakat hanya dijadikan sebagai objek oleh tangan penguasa dalam berbagai program dan proyek pembangunan.
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri dengan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Dalam upaya pemberdayaan ini, diperlukannya usaha untuk meningkatkan taraf pendidikan, derajat kesehatan, sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, lapangan kerja dan pasar. Pemberdayaan sebagai proses ataupun sebagai tujuan pada dasarnya akan memunculkan keberanian pada individu maupun kelompok. Kondisi semula yang cenderung hanya keadaan, dengan adanya pemberdayaan ini menjadikan masyarakat akan lebih berani bertindak untuk merubah keadaan. Dari pihak pemberdaya harus beranjak dari pendekatan bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai program dan proyek pembangunan, akan tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Untuk itu maka dalam pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan yang terarah dilaksanakan oleh masyarakatr yang menjadi kelompok sasaran dan menggunakan pendekatan kelompok.  
Bangsa Indonesia tidak bisa luput dari fenomena pembangunan, cepat atau lambat, besar atau kecil proses pembangunan perlu dilakukan.  Berbagai cara untuk mecapainya yaitu dengan pemanfaatakan secara optimal berbagai aspek sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada, sehingga memiliki peran penting dalam lingkup lokal maupun global. Untuk membantu dunia ketiga termasuk kemiskinan, tidak hanya diperlukan bantuan modal dari Negara maju tetapi Negara itu disarankan untuk meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan kemudian melembagakan demokrasi politik. Di dalam pembangunan, pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan dengan cara sebgai berikut:
1.    menciptakan potensi masyarakat agar lebih berkembang. Mengingat masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan
2.    dengan adanya potensi yang dikembangkan oleh masyarakat, maka diperlukannya sebuah peluang yang dapat memberikan motivasi pada masyarakat untuk memberdayakan potensi yang ada di dalam pemanfaatan peluang tersebut.
3.    Memberdayakan juga berarti melindungi. Dalam proses pemberdayaan ini, pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah.
4.    Bantuan intelektual yaitu berupa pemberian pengetahuan yang berguna. Bantuan ini jelas lebih baik dari pada bantuan dalam bentuk barang.



Dengan demikian, bahwa hakikat pemberdayaan masyarakat merupakan proses yang dilakukan agar masyarakat memiliki keleluasan dalam menentukan plihan-pilihan dalam hidupnya. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan seperti kegiatan pembangunan desa misalnya. Dengan itu, mereka dapat menggerakkan segala potensinya yang dimiliki untuk mewarnai hasil pembangunan yang diharapkan akan lebih sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.“ANALISIS FILM THE NEW RULES OF THE WORLD”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar