Globalisasi pada saat ini bukanlah hal
yang dianggap tabu lagi, melainkan globalisasi menjadi hal yang dijadikan
sebagai acuan di dalam hidup berbangsa karena cakupannya adalah dunia.
Mengingat adanya globalisasi, tentu tidak terlepas dari adanya modernitas
sebagai kerangkeng besi yang menguatkan serta juga merampas kehidupan
bermasyarakat bagi yang tertinggal. Modernitas dijadikan sebagai alat dalam
menguasai dunia dengan terbentuknya sistem kapitalis yang dikatakan oleh weber yakni:
1.
adanya
usaha-usaha ekonomi yang diorganisir dan dikelola secara rasional berdasarkan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan serta berkembangnya pemilikan/kekayaan
pribadi;
2.
berkembangnya
produksi untuk pasar
3.
produksi
untuk massa dan melalui massa
4.
produksi
untuk uang;
5.
adanya
antusiasme, etos dan efesiensi yang maksimal yang menuntut pengabdian manusia
kepada panggilan kerja.
Masyarakat kapitalis memandang manusia
terutama sebagai pekerja dan tidak peduli apapun yang menjadi pekerjaan mereka,
itulah yang menjadi tingkah laku yang menonjol dalam spirit kapitalisme. Dengan
demikian yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin yang
merupakan ketimpangan di dalam kehidupan modernitas. Bagi masyarakat miskin
mereka lebih cenderung untuk memilih kehidupan penuh resiko untuk memperoleh
penghasilan meskipun kecil. Inilah yang bisa disebut dengan sistem kapitalisme
di dalam modernitas kehidupan yang juga dinaungi oleh adanya struktur di
dalamnya, yakni struktur memiliki kapasitas ganda yang dalam hal ini bisa
menjadi kendala tetapi juga bisa member peluang karena di dalam struktur
mengandung tiga aspek yaitu makna, norma dan kekuasaan.
Adanya sistem produksi dan perkembangan
teknologi menimbulkan dua kelas masyarakat, yaitu kelas yang terdiri dari
sejumlah kecil orang yang memiliki modal sehingga menguasai alat-alat produksi
yang biasa kita sebut sebagai kelas borjuis dan kelas yang terdiri dari
orang-orang yang tidak memiliki modal atau disebut juga dengan kelas proletar.
Mereka yang memiliki modal dan alat-alat produksi menentukan upah para pekerja.
Penentuan upah itu melewati suatu perjuangan tarik menarik antara pemilik modal
dengan pekerja. Kemenangan sudah barangtentu mudah dipastikan di tangan pemilik
modal. Pemilik modal dapat hidup lebih lama tanpa pekerja sementara kaum pekerja
tidak mungkin hidup lebih tanpa pemilik modal. Sesuai dengan apa yang ada di
dalam film documenter ini, yakni para pekerja atau disebut juga dnegan buruh
yang bekerja dengan penghasilan yang kecil, jumlah jam kerja yang begitu
lamanya dan fasilitas tempat bekerja yang begitu mencekam dan penuh resiko
mereka kerjakan demi mengasilkan sebuah rupiah namun hasil pekerjaan yang
mereka lakukan dirampas habis-habisan oleh pemilik modal demi mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Dengan demikian pemilik modal dapat menambah
kekayaannya dari keuntungan usaha industry, sedangkan pekerja tidak memperoleh
keuntungan maupun memiliki modal yang bisa menambah penghasilan dari
keterlibatannya dalam kerja industry. Menurut marx, kapitalisme melalui konsep
pemilikan pribadi dimana manusia jadi rebut-rebutan memiliki alam sebagai
sumber kehidupan sebanyak-banyaknya. Manusia bersaing dengan manusia lainnya
untuk memperbanyak harta milik pribadinya. Karena memiliki lebih banyak berarti
lebih berkuasa, dan melalui kuasa dapat memiliki lebih banyak lagi. Kekuasaan
disini mencakup baik kekuasaan ekonomis maupun kekuasaan politis. Dengan
demikian sistem kapitalisme menciptakan manusia-manusia yang serakah.
Indonesia merupakan Negara yang miskin
dimana para pemiliki modal dominasi adalah bukan dari tanah sendiri melainkan
para investor asing menanamkan modal di Indonesia yang dijadikan sebgai alat
dalam menumbuhkan keuntungan maupun kekayaan bagi individu dan bangsanya
sendiri. Indonesia dijadikan sebagai alat dalam permainan ekonomis dan politis
terlihat jelas sejak dimulainya rezim soeharto yang memberikan kebebasan bagi
para investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Sebenarnya hal itu
menjadi boomerang bagi bangsa Indonesia sendiri apalagi jelas dengan adanya politik
dari IMF, bank dunia yang mengiming-imingi Indonesia akan sejahtera dengan
memberikan sumbangsi kepada imf dan bank dunia. Juga dengan rezim soeharto yang
tidak bersih dan adil di dalam pemerintahan bangsa Indonesia karena pada saat
itu peminjaman uang yang dilakukan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia malah
beberapa persennya uang yang di pinkamkan oleh bank dunia tersebut di rampas
oleh pihak-pihak penguasa yang ada dalam rezim tersebut. Dengan demikian
semakin kacaulah bangsa Indonesia dibawah tataran kehidupan dalam rezim
soeharto sehingga ketika pada masa presiden soeharto mengundurkan dirinya, itu
merupakan hal yang tidak semata-mata menghapuskan permasalahan yang ada di
Indonesia dengan adanya keterlanjutan dalam kemiskinan, kurangnya pendidikan,
buta huruf, gizi buruk, lemahnya kesehatan dan lain sebagainya.
Hutang di Indonesia semakin bertambah,
dengan demikian para pekerja harus lebih bekerja dengan lebih keras lagi namun
uang yang di dapatkan hanyalah setengah tak terbilang bisa untuk mencukupi
kehidupan, karena kerasnya hidup semakin terasa dengan kemiskinan yang melonjak
tinggi. Mereka harus bekerja untuk institusi atau Negara demi membayarkan
hutangnya kepada bank dunia. Para investor yang menanamkan modal di Indonesia
menjadikan masyarakat Indonesia sebagai alat untuk menggeruskan mereka dengan
upah yang kecil untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Terlihat
pada brand-brand yang ternama dimana para buruh yang bekerja semata-mata mereka
bekerja untuk para penguasa yang serakah. Disinilah terlihat jelas dimana
masyarakat dijadikan sebagai objek oleh Negara.
Dalam hal ini tidak adanya pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat Indonesia yang seharusnya dapat dilakukan oleh
pemerintah. Karena mengingat tingkat kemiskinan di Indonesia yang semakin
begitu marak dan memprihatinkannya. Kurangnya kebebasan masyarakat dalam
melakukan suatu kegiatan atau potensi yang akan dikembangkannya. Karena
masyarakat hanya bekerja di bawah naungan kelas penguasa demi kepentingan
penguasa itu sendiri. Mengingat pemerintahan yang amburadul dengan adanya
korupsi malah semakin amburadulnya tatanan kehidupan masyarakat yang seharusnya
merekalah yang menjadikan masyarakat untuk hidup lebih sejahtera. Karena
masyarakat hanya dijadikan sebagai objek oleh tangan penguasa dalam berbagai
program dan proyek pembangunan.
Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya itu sendiri dengan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Dalam upaya pemberdayaan ini, diperlukannya
usaha untuk meningkatkan taraf pendidikan, derajat kesehatan, sumber-sumber
kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, lapangan kerja dan pasar. Pemberdayaan
sebagai proses ataupun sebagai tujuan pada dasarnya akan memunculkan keberanian
pada individu maupun kelompok. Kondisi semula yang cenderung hanya keadaan,
dengan adanya pemberdayaan ini menjadikan masyarakat akan lebih berani
bertindak untuk merubah keadaan. Dari pihak pemberdaya harus beranjak dari
pendekatan bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai program dan
proyek pembangunan, akan tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya
sendiri. Untuk itu maka dalam pemberdayaan masyarakat harus mengikuti
pendekatan yang terarah dilaksanakan oleh masyarakatr yang menjadi kelompok
sasaran dan menggunakan pendekatan kelompok.
Bangsa Indonesia tidak bisa luput dari
fenomena pembangunan, cepat atau lambat, besar atau kecil proses pembangunan
perlu dilakukan. Berbagai cara untuk
mecapainya yaitu dengan pemanfaatakan secara optimal berbagai aspek sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang ada, sehingga memiliki peran penting dalam
lingkup lokal maupun global. Untuk membantu dunia ketiga termasuk kemiskinan,
tidak hanya diperlukan bantuan modal dari Negara maju tetapi Negara itu
disarankan untuk meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan
kemudian melembagakan demokrasi politik. Di dalam pembangunan, pemberdayaan
masyarakat perlu dilakukan dengan cara sebgai berikut:
1.
menciptakan
potensi masyarakat agar lebih berkembang. Mengingat masyarakat memiliki potensi
yang dapat dikembangkan
2.
dengan
adanya potensi yang dikembangkan oleh masyarakat, maka diperlukannya sebuah
peluang yang dapat memberikan motivasi pada masyarakat untuk memberdayakan
potensi yang ada di dalam pemanfaatan peluang tersebut.
3.
Memberdayakan
juga berarti melindungi. Dalam proses pemberdayaan ini, pemberdayaan harus
dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah.
4.
Bantuan
intelektual yaitu berupa pemberian pengetahuan yang berguna. Bantuan ini jelas
lebih baik dari pada bantuan dalam bentuk barang.
Dengan demikian, bahwa
hakikat pemberdayaan masyarakat merupakan proses yang dilakukan agar masyarakat
memiliki keleluasan dalam menentukan plihan-pilihan dalam hidupnya. Masyarakat
dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan seperti kegiatan
pembangunan desa misalnya. Dengan itu, mereka dapat menggerakkan segala
potensinya yang dimiliki untuk mewarnai hasil pembangunan yang diharapkan akan
lebih sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat. “ANALISIS FILM THE NEW RULES OF THE
WORLD”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar