A. PERSEPSI
SOSIAL
Pengertian dan Proses
Persepsi Sosial
Persepsi merupakan suatu
proses yang diawali dengan penginderaan. Penginderaan merupakan suatu proses
ketika seseorang menerima suatu stimulus melalui alat penerima (alat indera).
Namun proses tersebut masih berlanjut, pada umumnya stimulus tersebut
diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi. Oleh karena itu, proses persepsi tidak
dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses
yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat,
yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat
indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.
Moskowitz & Orgel
berpendapat bahwa Persepsi merupakan proses pengorganisasian penginterpretasian
terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakin
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integret dalam diri individu.
Menurut Davidoff Persepsi
merupakan proses pengorganisasian dan menginterpretasikan terhadap stimulus
oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan
merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.
Menurut Gibson Persepsi
sebagai suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap
lingkungan oleh individu.
Jadi dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa persepsi sosial adalah proses menangkap arti
objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang dialami dalam lingkungan kita.
Persepsi manusia terhadap seseorang objek, atau kejadian dan reaksi mereka
terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu mereka
berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa. Persepsi sosial adalah
proses yang dialami seseorang untuk mengetahui dan memahami orang-orang lain.
Sarwono (2002) juga
menjelaskan bahwa individu dapat mempunyai persepsi sosial yang sama dan juga
ada kemungkinan mempunyai persepsi sosial yang berbeda tentang stimulus yang
ada dilingkungannya. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh sosial budaya
dari lingkungan individu, objek yang dipersepsi, motiv individu, dan
kepribadian individu.
Persepsi sosial juga
dianggap sebagai bagian dari kognisi sosial, yaitu pembentukan kesan-kesan
tentang karakteristik-karakteristik orang lain. Kesan yang diperoleh tentang
orang lain tersebut biasanya didasarkan pada tiga dimensi persepsi, yaitu :
1. Dimensi evaluasi yaitu penilaian untuk
memutuskan sifat baik buruk, disukai-tidak disukai, positif-negatif pada orang
lain.
2. Dimensi potensi yaitu kualitas dari orang
sebagai stimulus yang diamati (kuat-lemah, sering-jarang, jelas-tidak jelas).
3. Dimensi aktivitas yaitu sifat aktif atau
pasifnya orang sebagai stimulus yang diamati.
Berdasarkan tiga dimensi
tersebut, maka persepsi sosial didasarkan pada dimensi evaluatif, yaitu untuk
menilai orang. Penilaian ini akan menjadi penentu untuk berinteraksi dengan
orang selanjutnya. Artinya, persepsi sosial timbul karena adanya kebutuhan
untuk mengerti dan meramalkan orang lain. Maka dalam persepsi sosial tercakup
tiga hal yang saling berkaitan, yaitu :
1. Aksi orang lain, yaitu tindakan individu
yang berdasarkan pemahaman tentang orang lain yang dinamis, aktif dan
independen.
2. Reaksi orang lain, merupakan aksi individu
menghasilkan reaksi dari individu, karena aksi individu dan orang lain tidak
terpisah. Pemahaman individu dan cara pendekatannya terhadap orang lain
mempengaruhi perilaku orang lain itu sehingga timbul reaksi.
3. Interaksi dengan orang lain, yaitu reaksi
dari orang lain mempengaruhi reaksi balik yang akan muncul. Dalam usaha
menginterpretasi orang lain sering digunakan dimensi-dimensi tertentu.
Brems & Kassin (dalam
Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen,
yaitu:
a. Person, yaitu orang yang menilai orang
lain.
b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk
berdasarkan pengalaman orang untuk menilai sesuatu.
c. Behavior, yaitu sesuatu yang dilakukan oleh
orang lain.
Ada dua pandangan
mengenai proses persepsi, yaitu :
1. Persepsi sosial berlangsung cepat dan
otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain
dengan cepatberdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2. Persepsi sosial adalah sebuah proses yang
kompleks,orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh
analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif
timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor
internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang
lain melalui pemberian nilai terhadapobjek tersebut. Sejumlah informasi dari
luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme
penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan
persepsi (Bartol & Bartol,1994).
Sifat-Sifat Persepsi
· Persepsi bersifat dugaan karena
merupakan loncatan langsung pada kesimpulan, karena data yang kita peroleh
mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah utuh.
· Persepsi bersifat evaluatif karena
mencakup unsur seleksi dan penilaian dalam merespon stimulasi.
· Persepsi bersifat kontekstual berarti
koteks dalam mempersepsi stimulan sangat berpengaruh.
Persepsi menurut
Psikologi Lingkungan
Penjelasan mengenai
bagaimana manusia mengerti dan menilai lingkungan dapat didasarkan pada dua
cara pendekatan :
a. Pendekatan yang pertama yaitu pandangan
konvensional. Pendekatan inidiawali dari adanyan rangsang dari luar diri
individu atau yang disebut sebagai stimulus, kemudian individu tersebut menjadi
sadar akan adanya ransang ini melalui penginderaannya yang merupakan sel-sel
saraf reseptor yang peka terhadap bentuk-bentuk energi tertentu, misalnya
cahaya, suara, suhu dan lain-lain. Apabila sumber energi tersebut cukup kuat
untuk merangsang sel-sel reseptor maka terjadilah penginderaan. Jika sejumlah
penginderaan disatukan dan dikoordinasikan di dalam otak, yang merupakan pusat
syaraf yang lebih tinggi, sehingga manusia dapat mengenali dan menilai
objek-objek maka keadaan ini dinamakan persepsi.
b. Pendekatan yang ke dua adalah pendekatan
ekologik, yaitu individu tidaklah
menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya karena sesungguhnya makna
itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan tersedia untuk organisme
yang siap menyerapnya. Ia berpendapat bahwa persepsi terjadi secara spontan dan
langsung. Jadi, bersifat holistik. Spontanitas itu terjadi karena organisme
selalu mengeksplorasi lingkungannya dan dalam penjajakan itu ia melibatkan
setiap objek yang ada di lingkungannyadan setiap objek menonjolkan
sifat-sifatnya yang khas untuk organisme bersangkutan.
Bias / Kesesatan dalam
Persepsi Sosial
Ada beberapa bias atau
kesesatan dalam persepsi sosial, antara lain yaitu:
1. Hallo Effect, merupakan kecenderung untuk
mempersepsi orang secara konsisten. Hallo effect ini secara umum terjadi karena
individu hanya mendasarkan persepsinya hanya pada kesan fisik atau
karakteristik lain yang bisa diamati.
2. Forked Tail Effect (negative hallo),
merupakan lawan dari hallo effect, yaitu melebih-lebihkan kejelekan orang hanya
berdasarkan satu keadaan yang dinilai buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar