Rabu, 06 Desember 2017

PERSEPSI

A.    PERSEPSI  SOSIAL
Pengertian dan Proses Persepsi Sosial
Persepsi merupakan suatu proses yang diawali dengan penginderaan. Penginderaan merupakan suatu proses ketika seseorang menerima suatu stimulus melalui alat penerima (alat indera). Namun proses tersebut masih berlanjut, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Oleh karena itu, proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.
Moskowitz & Orgel berpendapat bahwa Persepsi merupakan proses pengorganisasian penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakin sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integret dalam diri individu.
Menurut Davidoff Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan menginterpretasikan terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.
Menurut Gibson Persepsi sebagai suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang dialami dalam lingkungan kita. Persepsi manusia terhadap seseorang objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa. Persepsi sosial adalah proses yang dialami seseorang untuk mengetahui dan memahami orang-orang lain.
Sarwono (2002) juga menjelaskan bahwa individu dapat mempunyai persepsi sosial yang sama dan juga ada kemungkinan mempunyai persepsi sosial yang berbeda tentang stimulus yang ada dilingkungannya. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh sosial budaya dari lingkungan individu, objek yang dipersepsi, motiv individu, dan kepribadian individu.
Persepsi sosial juga dianggap sebagai bagian dari kognisi sosial, yaitu pembentukan kesan-kesan tentang karakteristik-karakteristik orang lain. Kesan yang diperoleh tentang orang lain tersebut biasanya didasarkan pada tiga dimensi persepsi, yaitu :
1.    Dimensi evaluasi yaitu penilaian untuk memutuskan sifat baik buruk, disukai-tidak disukai, positif-negatif pada orang lain.
2.    Dimensi potensi yaitu kualitas dari orang sebagai stimulus yang diamati (kuat-lemah, sering-jarang, jelas-tidak jelas).
3.    Dimensi aktivitas yaitu sifat aktif atau pasifnya orang sebagai stimulus yang diamati.
Berdasarkan tiga dimensi tersebut, maka persepsi sosial didasarkan pada dimensi evaluatif, yaitu untuk menilai orang. Penilaian ini akan menjadi penentu untuk berinteraksi dengan orang selanjutnya. Artinya, persepsi sosial timbul karena adanya kebutuhan untuk mengerti dan meramalkan orang lain. Maka dalam persepsi sosial tercakup tiga hal yang saling berkaitan, yaitu :
1.    Aksi orang lain, yaitu tindakan individu yang berdasarkan pemahaman tentang orang lain yang dinamis, aktif dan independen.
2.    Reaksi orang lain, merupakan aksi individu menghasilkan reaksi dari individu, karena aksi individu dan orang lain tidak terpisah. Pemahaman individu dan cara pendekatannya terhadap orang lain mempengaruhi perilaku orang lain itu sehingga timbul reaksi.
3.    Interaksi dengan orang lain, yaitu reaksi dari orang lain mempengaruhi reaksi balik yang akan muncul. Dalam usaha menginterpretasi orang lain sering digunakan dimensi-dimensi tertentu.
Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:
a.    Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b.    Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk menilai sesuatu.
c.    Behavior, yaitu sesuatu yang dilakukan oleh orang lain.
Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu :
1.    Persepsi sosial berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepatberdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2.    Persepsi sosial adalah sebuah proses yang kompleks,orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadapobjek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol,1994).


Sifat-Sifat Persepsi
·         Persepsi bersifat dugaan karena merupakan loncatan langsung pada kesimpulan, karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah utuh.
·         Persepsi bersifat evaluatif karena mencakup unsur seleksi dan penilaian dalam merespon stimulasi.
·         Persepsi bersifat kontekstual berarti koteks dalam mempersepsi stimulan sangat berpengaruh.

Persepsi menurut Psikologi Lingkungan
Penjelasan mengenai bagaimana manusia mengerti dan menilai lingkungan dapat didasarkan pada dua cara pendekatan :
a.    Pendekatan yang pertama yaitu pandangan konvensional. Pendekatan inidiawali dari adanyan rangsang dari luar diri individu atau yang disebut sebagai stimulus, kemudian individu tersebut menjadi sadar akan adanya ransang ini melalui penginderaannya yang merupakan sel-sel saraf reseptor yang peka terhadap bentuk-bentuk energi tertentu, misalnya cahaya, suara, suhu dan lain-lain. Apabila sumber energi tersebut cukup kuat untuk merangsang sel-sel reseptor maka terjadilah penginderaan. Jika sejumlah penginderaan disatukan dan dikoordinasikan di dalam otak, yang merupakan pusat syaraf yang lebih tinggi, sehingga manusia dapat mengenali dan menilai objek-objek maka keadaan ini dinamakan persepsi.
b.    Pendekatan yang ke dua adalah pendekatan ekologik, yaitu  individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Ia berpendapat bahwa persepsi terjadi secara spontan dan langsung. Jadi, bersifat holistik. Spontanitas itu terjadi karena organisme selalu mengeksplorasi lingkungannya dan dalam penjajakan itu ia melibatkan setiap objek yang ada di lingkungannyadan setiap objek menonjolkan sifat-sifatnya yang khas untuk organisme bersangkutan.


Bias / Kesesatan dalam Persepsi Sosial
Ada beberapa bias atau kesesatan dalam persepsi sosial, antara lain yaitu:
1.    Hallo Effect, merupakan kecenderung untuk mempersepsi orang secara konsisten. Hallo effect ini secara umum terjadi karena individu hanya mendasarkan persepsinya hanya pada kesan fisik atau karakteristik lain yang bisa diamati.
2.    Forked Tail Effect (negative hallo), merupakan lawan dari hallo effect, yaitu melebih-lebihkan kejelekan orang hanya berdasarkan satu keadaan yang dinilai buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar